KESUKSESAN TERBESR DALAM HIDUPKU

Sekedar ingin berbagi teman, walaupun aku tidak lulus beasiswa LPDP hanya gara-gara sertifikat toefl yang tidak diakui oleh negara. Tapi Essay aku tidak dipermasalahkan.
Ini contoh essay yang aku buat...





KESUKSESAN TERBESR DALAM HIDUPKU
OLEH MUSLIMIN, S. Pd.
Kesuksesan merupakan sebuah ukuran bagi seseorang untuk mengukur tingkat keberhasilan hidupnya. Ukuran kesuksesan bagi setiap orang berbeda-beda, ada yang mengukur kesuksesan apabila mempunyai banyak uang. Ada juga yang mengukur kesuksesan apabila mendapatkan kebahagiaan.Bagi yang lain mengatakan bahwa kesuksesan itu apabila mendapatkan posisi jabatan tinggi. Jika ukurannya seperti di atas saya termasuk orang yang masih jauh dari kesuksesan. Bagi saya kesuksesan, hadirnya sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah, serta tetap komitmen dan konsisten untuk mendapatkan hasil terbaik.
Ketika naik kelas 6 SD, ibu saya pergi merantau keluar negeri mencari nafkah. Saat ibu pergi merantau, dia meninggalkan saya dan adik-adiksaya yang berjumlah3 orang. Mulai saat itu saya adalah tulang punggung keluarga untuk mendidik, mengasuh dan membesarkan mereka selama  7 tahun.
Banyak orang di kampung merasa iba terhadap saya karena mengasuh adik-adiku 3 rang itu.
Masih tersimpan dalam memoriku saat menjalani hari-hariku bersama adik-adik 3 orang semasa masih kecil. Umurku saat itu masih 10 tahun tetapi aku sudah mempunyai orang untuk di asu dan dibimbing. Hal inilah yang membuat orang-orang didekat rumah kami merasa iba dan banhkan sedih melihat kehidan saya dan adik-adik saya saat itu. Tetangga rumah terkadang datang ke rumah kami hanya untuk melihat keadaan kami, tidak jarang diantara mereka yang datang meneskan air mata saat berkunjung.
            Setiap pagi hari aku selalu bangun lebih awal memasak untuk sarapan adik-adik saya,
Saat pertama masuk MAN I Kota Bima, saya termasuk murid pendiam. Saat melanjutkan di MAN I Kota Bima, pertama kali merantau ke daerah orang, banyak hal yang harus dirubah, terutama perilaku dan harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selama 1 tahun saya belajar beradaptasi. Ketika naik kelas 2, saya mulai berpikir, merenung kembali apa yang telah saya lakukan selama satu tahun terakhir. Saya mulai berpikir keras, kenapa tidak bisa dapat juara seperti teman-teman yang lain atau aktif dalam kelas? apa bedanya saya dengan mereka? tidak ada sedikitpun perbedaan antara saya dan mereka. Saat itulah mulai rajin membaca buku, diskusi dalam kelas, dan bertanya kepada guru.Mata pelajaran yang paling saya suka adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. Dengan kegigihan saya untuk belajar akhirnya dapat juara 3 di kelas. Selain itu saya juga dapat juara 1 pidato Bahasa Inggris tingkat sekolah saat memperingati hari Maulid Nabi Muhammad Saw. di LuarSekolah, saya  meraih juara 3 MTQ Tingkat Kecamatan Rasa Na’e Barat Cabang Sahril Qur’an. Jadi juara ditingkat sekolah dan MTQ Tingkat Kecamatan adalah kebanggaan tersendiri yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, begitupun ke dua orang tua saya, mereka sangat bahagia dan bangga saat mendengar kabar tersebut. Saat mau naik kelas 3 Aliyah, saya pindah sekolah di Kampung.
Pada tanggal 06 September 2009 , saya berangkat dari Bima ke Makassar. Saat pergiorang tua tidak tahu tentang keberangkatan saya. Saya sengaja tidak memberi tahu meraka sebab pasti tidak diizinkan karena masalah ekonomi. Dengan keinginan yang kuat demi meraih sebuah cita-cita, saya memberanikan diri merantau dengan uang hasil bertani. Tepat pada tanggal 09 September 2009, saya daftar di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar.
Saat masuk di perguruan Tinggi, pertama kali saya lakukan adalah adaptasi dengan lingkungan. Selain itu rata-rata bahasa Indonesia anak yang berasal dari kampung seperti saya masih terbata-bata. Sadar dengan kekurangan yang saya miliki, saya mencoba untuk belajar lebih keras lagi, baik membaca buku, diskusi maupun menyampaikan pendapat dalam kelas.
Pada tahun 2011 saya terpilih menjadi ketua umum di Organda. Saat berada dipucuk pimpinan, organda yang saya naungi berhasil mengadakan dialog publik di daerah dengan Tema’’Upaya Meretas Konflik Sosial’’Dialog tersebut diadakan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dampak negatif perang antar desa di kabupaten Bima. Pada tahun 2012 saya berhasil mendirikan organisasi daerah tingkat desa yaitu FOKMAR ( Forum Komunikasi Mahasiswa Roka). Organda ini saya dirikan tidak ingin adik-adik satu desa dengan saya, mengalami hal serupa dengan saya yaitu merasa minder untuk berbicara didepan umum, atau sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Di Organda ini mereka bisa belajar dan berdiskusi tetapi yang paling penting adalah wadah silaturrahmi.
Ketika aktif di lembaga-lembaga intra maupun ekstra kampus, sedikit demi sedikit ada perubahan, terutama bahasa. Ketika aktif di lembaga intra dan ekstra kampus tidak lagi merasa minder untuk berbicara diruangan kelas, juga lebih aktif bertanya dan memberikan pendapat. Usaha lain yang saya lakukan adalah membaca buku untuk menambah ilmu. Dengan kegigihan, komitmen, dan konsistensi untuk terus merubah diri, akhirnya saya sering dimandat untuk menjadi Koordinator Steering Committee (SC)saat penerimaan mahasiswa baru, bahkan menjadi penceramah.
Ukuran kesuksesan bagi saya bukan karena berhasil jadi ketua di Organda dan mengadakan dialog, sering menjadi penceramah di forum-forum mahasiswa atau jadi SC,tetapi kesuksesan adalah menikmati setiap proses yang dilakukan dan terus konsisten untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Posting Komentar

0 Komentar