Mengakhiri Teror Pendidikan



Pendidikan kita saat ini dihadapkan dengan banyak masalah serius. Mulai dari masalah guru mencabuli anak didiknya, kekerasan terhadap anak sampai pada fenomena guru di penjarakan oleh orang tua murid menjadi masalah baru. Kasus pemerkosaan yang terjadi di tanah air banyak terjadi, mulai dari sekolah-sekolah umum dan bahkan pada sekolah-sekolah yang memiliki embel-embel agama pun tidak lolos dari kasus seperti itu.
Lain halnya yang terjadi di Bantaeng baru-baru ini. Nurmayani, guru Biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bantaeng. Ibu Nurmayani terpaksa harus tidur di penjara karena mencubit anak didiknya. Orang tua murid tidak terima anaknya di cubit iapun melaporkan kepada pihak yang berwajib dengan tuduhan kekerasan terhadap anak dan melanggar HAM. Contoh tersebut hanya sebagian kecil saja dari kasus-kasus yang terjadi di tanah air ini.
Kasus di atas merupakan indikasi bahwa ada yang perlu di perbaiki dalam sistem pendidikan kita hari ini. Pendidikan yang menjadi simbol bagi orang-orang terdidik, yang memiliki akhlak mulia, jujur, berani, bertanggung jawab dan mandiri tidak lagi terlihat seperti itu. dunia pendidikan hari ini penuh dengan kekejaman, kekerasan. Pendidikan tidak lagi sebagai sebuah instrumen untuk memperbaiki, membimbing manusia Indonesia agar menjadi orang berguna bagi bangsa dan negara.
Pendidikan sudah menjadi tempat yang menakutkan bagi seluruh elemen yang ada dalam lingkaran pendidikan. Tidak hanya murid memiliki rasa takut, takut jangan sampai jadi korban pelecehan seksual tetapi juga seorang guru pun demikian. Guru dalam menyentuh anak didiknya harus hati-hati, harus di pikirkan secara matang-matang jangan sampai sentuhan itu justru menjerumuskan dia dalam jeruji besi seperti kasus Ibu Nurmayani. Pertanyaan sederhana yang perlu di ajukan dengan melihat kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan ini. Dimana letak kesalahan sistem pendidikan kita?
Selama ini yang kita pahami adalah pendidikan itu untuk membangun kebudayan. kebudayaan yang baik tentunya. Kondisi pendidikan yang serba menakutkan bagi para praktisi pendidikan ini menciptakan teror. Penulis yakin dan percaya tidak akan ada kebudayaan yang baik akan lahir dari pendidikan teror seperti ini. Tidak ada lagi cinta dan kasih yang terbangun di dalamnya, yang ada hanyalah melaksanakan tugas rutin. Seorang guru tidak lagi harus membimbing anak-anaknya di sekolah seperti dulu. Para guru hanya mengajarkan materi yang termuat dalam kurikulum dan buku pelajaran.
Seperti yang Penulis katakan dari awal bahwa ada yang salah dengan pendidikan kita hari yang harus di perbaiki dengan secepat mungkin dengan harapan tidak ada lagi korban pelecehan seksual dan tidak ada lagi kasus serupa Ibu Nurmayani yang tidur di jeruji besi karena mencubit anak didiknya.
Oleh karena itu menurut Penulis secara pribadi semua elemen harus sama-sama turun tangan untuk membangun pendidikan kita yang semakin hari semakin tanpak kebobrokannya. Baik orangtua, guru, dan lebih-lebih pemerintah perlu segera turun tangan. Semua elemen tersebut harus bekerja sama mewujudkan kondisi lingkungan pendidikan kita menjadi tempat yang aman, nyaman dan tertib baik untuk para guru maupun murid. Dengan suasana yang aman tanpa tekanan dari apapun maka proses transfer knowledge akan berjalan baik sesuai harapan bersama.
Muslimin
Kader HMI MPO
Tulisan ini pernah dimuat di www.hminews.com

Posting Komentar

0 Komentar